Senin, 06 Februari 2012

LIGHT TRAP


LIGHT TRAP                            

A.  Tujuan
1.      Menginventarisasi jenis serangga  yang tertangkap dengan menggunakan light trap.
2.      Membandingkan jumlah serangga yang tertangkap dengan 4  warna lampu yang berbeda.

B.  Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal          :  Sabtu / 14 Mei 2011
Waktu                     :  06.00 WIB sampai selesai
Tempat                    :  Kenagarian Tambangan, Kabupaten Tanah Datar

LAPORAN KULIAH LAPANGAN EKOLOGI HEWAN


LAPORAN KULIAH LAPANGAN EKOLOGI HEWAN

PIT FALL TRAP

Di adakakan pada tanggal 14 – 15 Mei  2011 di Kanagarian Tambangan
 Kabupaten Tanah Datar
                                                                           
UNP

Di ajukan untuk memenuhi persyaratan  mata kuliah ekologi hewan

Safrida Gusni
12666/09
Kelompok 7
Biologi NK


Jurusan  Biologi
FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2011

SISTEM EKSKRESI


SISTEM EKSKRESI
A.     Pengertian Sistem Ekskresi
Pada prinsipnya, pada tubuh manusia terdapat proses metabolisme, yang meliputi pencernaan, peredaran darah dan pernapasan. Dari proses-proses tersebut akan menghasilkan energi dan zat sisa (sampah metabolisme). Zat sisa atau sampah metabolisme lebih sering disebut ekskresi.
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi adalah sebagai berikut.
  1. Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.
  2. Ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh.
  3. Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandun genzim.
  4. Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).

Dampak Bioteknologi Bagi Kesejahteraan Manusia


Dampak Bioteknologi Bagi Kesejahteraan Manusia
Salah satu mata agenda Konferensi PBB untuk Lingkungan dan Pembangunan (UNCED) adalah “pengelolaan bioteknologi yang berwawasan lingkungan”. Kenyataan ini menunjukkan bahwa bioteknologi dikelilingi oleh kecemasan sosial dan ekologis.
Kecemasan pertama timbul akibat kenyataan bahwa bioteknologi-bioteknologi mengutak-atik jalinan kehidupan itu sendiri, dan menuntut restrukturisasi mendasar pada benak kita, etika kita, beserta berbagai hubungan dan nilai-nilai lingkungan, sosial dan ekonomi kita. Sementara bioteknologi dalam arti yang paling luas merupakan kelompok teknologi yang amat tua, biologi-biologi baru inilah yang menimbulkan berbagai resiko baru dalam bidang sosial, ekologi, ekonomi dan politik. Bioteknologi baru terdiri dari dua kelompok teknologi utama.

Bioetika Sebagai Kontrol Moral Kemajuan Iptek



A.    Pengertian Bioetika
Perkembangan yang begitu pesat di bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat etika kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan. Etika kedokteran berbicara tentang bidang medis dan profesi kedokteran saja, terutama hubungan dokter dengan pasien, keluarga, masyarakat, dan teman sejawat. Oleh karena itu, sejak tiga dekade terakhir ini telah dikembangkan bioetika atau  yang disebut jugadengan etika biomedis.
Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah pada masa yang akan datang.
Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.
Masalah bioetika mulai diteliti pertama kali oleh Institude for the Study of Society, Ethics and Life Sciences, Hasting Center, New York pada tahun 1969. Kini terdapat berbagai isu etika biomedik.
Di Indonesia, bioetika baru berkembang sekitar satu dekade terakhir yang dipelopori oleh Pusat Pengembangan Etika Universitas Atma Jaya Jakarta. Perkembangan ini sangat menonjol setelah universitas Gajah Mada Yogyakarta yang melaksanakan pertemuan Bioethics 2000; An International Exchange dan Pertemuan Nasional I Bioetika dan Humaniora pada bulan Agustus 2000. Pada waktu itu, Universitas Gajah Mada juga mendirikan center for Bioethics and Medical humanities. Dengan terselenggaranya Pertemuan Nasional II Bioetika dan Humaniora pada tahun 2002 di Bandung, Pertemuan III pada tahun 2004 di Jakarta, dan Pertemuan IV tahun 2006 di Surabaya serta telah terbentuknya Jaringan Bioetika dan Humaniora Kesehatan Indonesia (JBHKI) tahun 2002, diharapkan studi bioetika akan lebih berkembang dan tersebar luas di seluruh Indonesia pada masa datang.
Humaniora merupakan pemikiran yang beraitan dengan martabat dan kodrat manusia, seperti yang terdapat dalam sejarah, filsafat, etika, agama, bahasa, dan sastra.

Toxoplasma gondii


Toxoplasma gondii

http://www.kucing.biz/_kucing/_gambar/_utama/e23-toxoplasma-gondii-3.jpg
http://www.kucing.biz/_kucing/_gambar/_utama/e23-toxoplasma-gondii-4.jpg
Gambar Parasit Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondii adalah protozoa mikroskopik yang menyebabkan penyakit yang disebut toksoplasmosis. Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia. Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa lebih dari 30% dari populasi manusia terinfeksi. Sebagai contoh, di Jerman dan Perancis kebanyakan orang membawa parasit, sedangkan di Korea Selatan itu cukup langka. Lebih dari 60 juta orang di Amerika Serikat dikatakan terinfeksi. Toksoplasmosis biasanya asimtomatik, karena sistem kekebalan tubuh kita menjaga parasit dari menyebabkan penyakit. Penyakit ini lebih problematis bagi wanita hamil dan orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah. Kucing adalah host utama dan manusia dan hewan berdarah hangat host hanya menengah. Dalam pengertian ini Toxoplasma gondii bukan parasit manusia murni.
Manusia terinfeksi melalui :
  • transfusi darah atau transplantasi organ (sangat jarang)
  • mengkonsumsi daging setengah matang, yang terinfeksi (terutama domba, daging babi dan daging rusa)
  • menelan air, tanah (misalnya, menempatkan jari-jari kotor di mulut) atau apa pun yang telah terkontaminasi dengan kotoran kucing
  • ibu-ke-anak transmisi. Seorang ibu hamil yang baru saja terinfeksi Toxoplasma gondii dapat menularkan infeksi tersebut kepada bayi yang belum lahir (infeksi kongenital). Dia mungkin tidak memiliki gejala apapun, tetapi anak yang belum lahir akan menderita dan mengembangkan penyakit.

NEMATODA USUS


Nematoda Usus


Diantara cacing nematoda yang terdapat di usus adalah Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Ancylostoma dduodenale ,Trichiurus trichiura, Strongyloides stercoralis,Oxyuris vermicularis, Trichinella spiralis,dan  Trychostrongylus sp.

Morfologi dan siklus hidup

a.       Ascaris lumbricoides ( cacing gelang )

Nama Penyakit
Askariasis
Hospes
Manusia
Distribusi geografik
Kosmopolit
Morfologi Cacing Dewasa
  • Bentuk silindris
  • Kepala & ekor lancip
  • Kutikula bergaris-garis melintang
  • Mulut mempunyai 3 buah bibir, 1 dorsal-2 papil peraba, 2 ventrolateral 1 papil peraba
  • ♂ : panjang 15-31 cm, diameter 2-4 mm,ekor melingkar, memiliki 2 spikula
  • ♀ : panjang 22-35cm, diameter 3-6mm,ekor lurus, pada 1/3 bagian anterior memiliki cincin kopulasi, uterus 2/3 posterior

Telur
  • cacing betina mengandung ±27 juta telur dan mampu bertelur ±200.000 butir tiap harinya.
  • Berdasarkan jumlah lapisannya, terdapat 2 jenis telur:
    • Telur corticated : memiliki 3 lapisan, dari luar ke dalam :albumin,hyaline, vitteline
    • Telur decorticated : memiliki 2 lapisan, karena lapisan albumin terlepas
  • Telur fertile : ukuran ±60x45 mikron,oval,dinding tebal, corticated atau decorticated ,berisi embrio
  • Telur infertile : ukuran ±90x40 mikron, bentuk bulat lonjong atau tidak teratur, corticated atau decorticated, dalamnya bergranula
  • Telur fertile berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu 3 minggu
  • Telur berkembang baik pada tanah liat, kelembaban tinggi, dan suhu antara 250-300


Larva
  • Larva bentuk infektif menetas di usus halus
  • Larva memasuki siklus paru sebelum menetap di usus halus
Patologi Klinis
  • Larva dapat menyebabkan sindrom Loeffler , bronkopneumonia
  • Cacing dewasa menyebabkan gangguan ringan seperti mual, nafsu makan berkurang, diare atau konstipasi
  • Pada infeksi berat, terutama pada anak-anak dapat terjadi malabsorbsi
  • Cacing dewasa dapat menyebabkan ileus obstruktif
  • Infeksi ektopik ( infeksi di tempat tidak biasa, seperti apendiks,peritoneum,saluran empedu,trakea)
Diagnosis
  • Ada telur dalam tinja
  • Cacing dewasa keluar dari mulut, hidung, atau tinja
Terapi
  • Piperazin sitrat,pirantel pamoat,mebendazol, dan albendazol