Senin, 06 Februari 2012

Dampak Bioteknologi Bagi Kesejahteraan Manusia


Dampak Bioteknologi Bagi Kesejahteraan Manusia
Salah satu mata agenda Konferensi PBB untuk Lingkungan dan Pembangunan (UNCED) adalah “pengelolaan bioteknologi yang berwawasan lingkungan”. Kenyataan ini menunjukkan bahwa bioteknologi dikelilingi oleh kecemasan sosial dan ekologis.
Kecemasan pertama timbul akibat kenyataan bahwa bioteknologi-bioteknologi mengutak-atik jalinan kehidupan itu sendiri, dan menuntut restrukturisasi mendasar pada benak kita, etika kita, beserta berbagai hubungan dan nilai-nilai lingkungan, sosial dan ekonomi kita. Sementara bioteknologi dalam arti yang paling luas merupakan kelompok teknologi yang amat tua, biologi-biologi baru inilah yang menimbulkan berbagai resiko baru dalam bidang sosial, ekologi, ekonomi dan politik. Bioteknologi baru terdiri dari dua kelompok teknologi utama.

Kelompok pertama, yaitu “rekayasa genetik” merupakan teknik yang berasal dari kemajuan dalam bidang biologi melokuler, biokimia dan genetika. Kelompok kedua didasarkan pada prosedur-prosedur seluler yang baru, yang berlandaskan teknologi kultur jaringan yang lebih tua (Vandana, 1994 : 1).
Peran serta masyarakat dan penentu atau pengambil kebijakan dalam upaya menjaga dan mengembangkan keanekaragaman hayati sangat dibutuhkan, hal ini bukan semata-mata ada kepentingan oleh sekelompok orang atau organisasi, namun lebih jauh untuk menjaga atau  mempertahankan keseimbangan ekosistem alami dengan keragaman organisme dari pergeseran (penjajahan total) akibat arus bioteknologi (rekombinan) yang belum kita ketahui dampaknya untuk masa yang akan datang terhadap keberlanjutan umat manusia dan alam ini.
Kiranya sudah tidak dapat terbendung lagi derasnya arus bioteknologi memasuki milenium ke tiga, yang semakin hari keberadaanya semakin kokoh. Menurut beberapa informasi, sangat banyak manfaat bioteknologi ini bagi kehidupan manusia dalam meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan hidupnya, antara lain untuk memerangi kelaparan, mengatasi kelangkaan sumber daya energi, mengurangi pencemaran lingkungan dan masih banyak lagi.
Menghadapi pesatnya kemajuan bioteknologi ini, apa yang sebenarnya harus dilakukan dalam mengantisipasinya, terutama dampak negatif yang mungkin ditimbulkan. Pengkajian mendalam melalui dasar-dasar pengetahuan, penalaran, logika, moral, agama, serta kriteria kebenarannya, tentu akan sangat membantu menuntun kita pada tujuan pengembangn IPTEK yang sebenarnya.
Selaras dengan kemajuan peradaban, bioteknologi dapat dijadikan tolak ukur perkembangan otak manusia yang luar biasa saat ini. Sehingga sangatlah mungkin muncul pertanyaan, apakah benar semakin cerdas otak manusia makin pandai manusia menemukan kebenaran, makin baikkah perbuatan manusia? Maka, penguasaan manusia terhadap teknologi hendaklah menuntut perkembangan moral manusia itu juga. Tanpa landasan moral maka manusia yang sudah beranjak menjadi ilmuan akan mudah sekali tergelincir dalam melakukan prostitusi intelektual (Suriasumantri, 1999).
Bioteknologi adalah suatu bidang penerapan biosains dan teknologi yang menyangkut penerapan praktis organisme hidup atau komponennya pada tingkat subseluler, baik pada industri maupun lingkungan. Organisme hidup yang dimanfaatkan antara lain ialah bakteri, khamir, alga, sel tumbuhan dan sel hewan.
Penerapan bioteknologi akan berhasil jika dilakukan pengintegrasian beberapa disiplin ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Ilmu pengetahuan alam tersebut ialah mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi molekuler, kimia, rekayasa genetika dan teknik kimia (Lukas dan Isnawati, 1997 : 27).
Bioteknologi sebenarnya telah diterapkan manusia sejak jaman dahulu. Tidak dapat dipastikan apakah penerapan bioteknologi tersebut secara sadar atau tidak sadar dan apakah proses mikrobial tersebut diketahui secara kebetulan atau berdasarkan suatu percobaan intuitif. Perkembangan bioteknologi selanjutnya ialah salah satu contoh dari kemampuan manusia menggunakan aktivitas penting suatu mikroorganisme guna memenuhi kebutuhannya.
Bioteknologi yang diterapkan pada jaman dahulu berbeda jika dibandingkan dengan keadaan yang sekarang. Bioteknologi pada jaman dahulu dilakukan dengan cara yang relatif sederhana dan dalam suasana tidak steril. Sebelum munculnya jaman minyak bumi banyak senyawa industri yang penting seperti etanol, asam asetat, butanol, aseton dan asam organik dihasilkan dengan menggunakan metode fermentasi yang terbuka terhadap lingkungan. Untuk membatasi mikroorganisme yang menjadi kontaminan dilakukan dengan memanipulasi lingkungan ekologinya secara hati-hati. Pada saat itu belum dikenal teknik sterilisasi. Bahan-bahan desinfektan juga belum diketahui.
Fermentasi bahan makanan juga sudah dilakukan tetapi dengan cara yang relatif sederhana tetapi telah dikerjakan dalam skala besar. Misalnya pembuatan anggur dan bir, pengembangan roti dengan bantuan ragi. Penggunaan mikroorganisme untuk tujuan dekomposisi dan detoksifikasi air selokan juga sudah dilakukan pada saat itu, walaupun metodenya sangat sederhana.
Bioteknologi moderen menggunakan cara-cara yang lebih canggih. Sekitar tahun 1940 kultivasi mikroorganisme secara steril telah dilakukan. Proses biologis tertentu suatu mikroorganisme dapat dijaga supaya tidak terkontaminasi media dan bioreaktor terlebih dahulu serta menggunakan perlengkapan yang dapat mencegah kontaminan yang masuk.Bioteknologi moderen juga mengembangkan pemanipulasian genom organisme penting untuk tujuan tertentu. Teknik yang digunakan antara lain mutasi buatan, hibridisasi somatik dan rekayasa genetika. Dengan teknik-teknik tersebut dimungkinkan untuk mendapatkan organisme baru dengan sifat-sifat yang dikehendaki.
Enzim yang biasanya digunakan dalam proses bioteknologi juga dikembangkan. Misalnya dilakukan teknik immobilisasi yang sesuai pada enzim tersebut sehingga memungkinkan penggunaannya kembali sebagai biokatalisator.
Bioteknologi moderen juga mengembangkan rekayasa biokimia, misalnya kemajuan besar telah dibuat dalam rancang bangun bioreaktor, teknik pemantauan suatu proses dan pengendalian proses fermentasi dengan bantuan komputer.
Rekayasa produk dan sistem juga dikembangkan dalam bioteknologi moderen. Kemampuan menghasilkan sejumlah molekul biologi seperti antibodi dan enzim, bersamaan dengan teknik immobilisasi protein dan sel, memberikan kemungkinan pengembangan yang radikal. “Sensor” baru dapat digunakan untuk tujuan biodiagnosis dan biodetoksifikasi. Sistem-sistem seperti ini masih dikombinasikan dengan alat-alat mikroelektris atau komputer yang memungkinkan pemrograman pengendalian yang canggih dalam banyak industri bioteknologi dan jasa (Lukas dan Isnawati, 1997 : 30-32).
Menjelang akhir abad ke-20 sebagian besar masyarakat dunia menanti bioteknologi dengan penuh harapan untuk memecahkan berbagai masalah umat manusia di bumi. Namun sebagian masyarakat memandang bahwa memasuki era bioteknologi sama saja memasuki hutan belantara ketidakpastian tentang dampak yang akan terjadi kemudian hari.Perkembangan bioteknologi sekarang ini akan menimbulkan dampak serius pada demensi etika dan budaya. Rekayasa genetika menimbulkan masalah-masalah etika serius yang berhubungan dengan pengubahan, manipulasi, penetapan paten dan pemilikan bentuk-bentuk kehidupan. Berbagai perkembangan di bidang kesehatan juga akan membawa implikasi mendalam pada nilai-nilai budaya. Infrastruktur teknologi dan desakan ekonomi akibat bioteknologi membawa dampak besar pada struktur sosial ekonomi serta pada nilai-nilai budaya, sementara masyarakat luas tidak mendapat informasi dan diasingkan dari pengambilan keputusan tentang arah, batas-batas tujuan dan dampak bioteknologi.
Peran manusia seiring dengan kemajuan bioteknologi kiranya tak dapat disangkal lagi. Sebagai pelaku, manusia dituntut mempunyai kerangka berfikir sistematis serta mempunyai wawasan luas terhadap ilmunya, mampu melihat hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lain, dapat mengkaitkan ilmu dengan moral, ilmu dengan agama, serta harus yakin bahwa ilmu yang dipunyai membawa kebahagian kepada diri dan lingkungannya (Suriasumantri, 1999).
Suatu peringatan bahwa dibidang tertentu sering dijumpai pandangan-pandangan ilmuwan yang keliru, seorang ahli memandang rendah bidang ilmu lainnya. kondisi ini tentu tidak dapat dibenarkan karena akan mengancam kemajuan ilmu. Dalam era bioteknologi pandangan terhadap semua bidang ilmu adalah sederajad, karena sesungguhnya bioteknologi adalah multidisiplin ilmu. Tidak ada bioteknologi yang bekerja sendiri.  Bioteknologi merupakan kumpulan dari berbagai bidang keahlian, yakni: biokimia, mikrobiologi, biologi molekuler dan seluler, genetika, embriologi, immunologi, biologi reproduksi dan ahli komputer. Semua orang yang menguasai bidang-bidang ilmu tersebut harus dapat bekerja dalam satu tim. Dengan demikian, aktivitas bioteknologi dapat dilakukan untuk memberi nilai tambah bagi industri yang telah memanfaatkan bioteknologi.
1. Bidang  Pertanian
Rekayasa genetika dalam bidang pertanian terus dikembangkan. Rekayasa di bidang pertanian terutama ditunjukkan untuk pembentukan tanaman yang dapat menambat Nitrogen (N2) dari udara sehingga pemberian pupuk nitrogen tidak perlu. Selain itu pembentukan tanaman yang tahan terhadap penyakit juga dikembangkan, misalnya tanaman tembakau yang tahan terhadap infeksi virus mozaik.
Nitrogen ialah unsur yang sangat diperlukan oleh manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Nitrogen dalam tubuh organisme digunakan untuk membentuk senyawa yang penting seperti protein, ADN dan ARN. Hewan dan manusia mendapatkan sumber N dari makanannya. Tumbuhan mendapatkan unsur N dengan jalan mengekstraksi dari tanah. Sumber N yang terdapat dalam tanah makin lama makin menipis, sehingga tidak mencukupi kebutuhan tanaman. Oleh sebab itu pupuk nitrogen harus diberikan. Keinginan petani untuk meningkatkan produksi setinggi mungkin dalam lahan yang terbatas, menyebabkan penggunaan pupuk nitrogen yang sangat tinggi. Hal ini mendatangkan beberapa kerugian. Industri pupuk nitrogen harus didirikan. Pendirian industri ini memakan biaya sangat besar. Pembuatan pupuk nitrogen dalam jumlah besar akan mempercepat penipisan cadangan minyak bumi. Seperti diketahui, bahwa minyak bumi merupakan bahan baku industri pupuk. Sebab itu melalui rekayasa genetika dibentuk tanaman yang dapat menambat N2 dari udara.
Tanaman yang dapat menambat N2 dari udara sangat menguntungkan sekali. N2 yang prosentasenya 80% di udara dapat dimanfaatkan. Penghematan minyak bumi dapat dilakukan dan pencemaran air tanah oleh nitrat juga dapat dicegah, karena pemupukan dengan pupuk nitrogen dalam jumlah yang besar dapat meningkatkan kadar nitrat di perairan. Tanaman yang dapat memupuk dirinya sendiri dengan nitrogen akan menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh petani.
                                          http://jovisaputra.files.wordpress.com/2011/11/butiran-padi1.jpg?w=300&h=225
Tiga kemungkinan yang dapat dilakukan untuk membantu tanaman budidaya agar dapat memanfaatkan pabrik pupuk yang berupa mikroba sebagai berikut :
  • Usaha memodifikasi mikroba, padi-padian atau keduanya sehingga dapat mengadakan simbiosis dan masing-masing memperoleh keuntungan dari simbiosis ini.
  • Memodifikasi jenis bakteri lain yang dapat hidup dengan subur pada jenis padi-padian menjadi tipe yang dapat menambat nitrogen.
  • Menerapkan teknik rekayasa genetika untuk mendapatkan jenis padi-padian yang mampu menambat nitrogennya sendiri dari udara, dengan mentransfer gen yang diambil dari mikroba penambat nitrogen.
Bakteri penambat nitrogen ada yang hidup bebas (Azotobacter) dan ada yang hidup bersimbiosis (Rhizobium). Rhizobium bersimbiosis dengan kelompok tanaman tertentu, yaitu kelompok Leguminosae. Rhizobium yang masuk ke dalam akar tanaman Leguminosae dan menyebabkan terbentuknya bintil akar. Simbiosis ini ialah mutualisme karena bakteri mendapatkan zat-zat yang dibutuhkakn dari inang dan inang mendapat unsur N dari bakteri. Enzim utama dalam penambatan N2 oleh bakteri ialah Nitrogenase. Enzim ini menambat N2 dari udara menggunakan tenaga dari fotosintesis tanaman dan selanjutnya enzim ini mengubah N2 menjadi amoniak. Gen pengkode enzim penambat nitrogen disebut gen nif (nitrogen-fixation). Jumlah gen nif dalam bakteri tidak hanya satu tetapi dapat lebih dari satu lusin. Hal yang menguntungkan ialah gen-gen ini terletak berdekatan membentuk rantai, sehingga dimungkinkan untuk mengisolasi potongan ADN yang mengandung gen-gen tersebut. Potongan ADN tersebut dapat langsung disisipkan ke dalam ADN jenis tanaman tertentu (misal padi-padian) sehingga padi-padian tersebut dapat menambat nitrogennya sendiri.
Supaya gen nif tersebut terekspresi di dalam tanaman padi-padian, maka perangkat-parangkat yang diperlukan untuk ekspresi gen harus diperhatikan. Misalnya, urutan ADN pengendali harus sesuai dengan urutan ADN pengendali pada sel padi-padian, sehingga gen nif yang merupakan sisipan tersebut dikenali oleh sel padi sebagai gennya sendiri (Lukas dan Isnawati, 1997 : 46-48).

2. Bidang Peternakan dan Perikanan
Penggunaan bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan  meliputi: 1) teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer, kriopreservasi embrio, fertilisasi in vitro, sexing sperma maupun embrio, cloning dan spliting. 2) rekayasa genetika, seperti  genome maps, masker asisted selection, transgenik, identifikasi genetik, konservasi molekuler, 3) peningkatan efisiensi dan kualitas pakan, seperti manipulasi mikroba rumen, dan 4) bioteknologi yang berkaitan dengan bidang veteriner  (Gordon, 1994 ; Niemann dan Kues, 2000).
                             http://jovisaputra.files.wordpress.com/2011/11/cow.jpg?w=300&h=206
Teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah a) transfer embrio berupa teknik Multiple Ovulation and Embrio Transfer (MOET). Teknik ini telah diaplikasikan secara luas di Eropa, Jepang, Amerika dan Australia dalam dua dasawarsa terakhir untuk menghasilkan anak (embrio) yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi. b) kloning  telah dimulai sejak 1980an pada domba. Saat ini pembelahan embrio secara fisik (spliting) mampu menghasilkan kembar identik pada domba, sapi, babi dan kuda. c) produksi embrio secara in vitro, teknologi In vitro Maturation (IVM), In Vitro Fertilisation (IVF), In Vitro Culture (IVC), telah berkembang dengan pesat. Kelinci, mencit, manusia, sapi, babi dan  domba telah berhasil dilahirkan melalui fertilisasi in vitro (Hafes, 1993).
Di Indonesia, transfer embrio mulai dilakukan pada tahun 1987.  Dengan teknik ini seekor sapi betina mampu menghasilkan 20-30 ekor anak sapi (pedet) pertahun. Penelitian terakhir membuktikan bahwa menciptakan jenis ternak unggul sudah bukan masalah lagi. Dengan teknologi transgenik, yakni dengan jalan mengisolasi gen unggul, memanipulasi dan kemudian memindahkan gen tersebut dari satu organisme ke organisme lain, maka ternak unggul yang diinginkan dapat diperoleh. Babi transgenik, di Princeton Amerika Serikat kini sudah berhasil memproduksi hemoglobin manusia sebanyak 10-15% dari total hemoglobin manusia, bahkan laporan terakhir mencatat adanya peningkatan presentasi hemoglobin manusia yang dapat dihasilkan oleh babi transgenik ini.
Dalam bidang perikanan, kebutuhan adanya penerapan teknologi sangat dinantikan, mengingat adanya penangkapan ikan yang melebihi potensi lestari (over fishing), banyaknya terumbu karang yang rusak dan dengan adanya peningkatan konsumsi ikan. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sarwono mengakui adanya kebutuhan penerapan teknologi, tetapi ia juga mengakui adanya ketakutan pada dampak penerapan teknologi tinggi.
Penelitian bioteknologi dalam bidang perikanan, di utamakan pada tiga kelompok, yaitu: akuakultur, pemanfaatan produksi alam dan prosesing bahan makanan yang bernilai ekonomi tinggi. Pengembangan bioteknologi di bidang akuakultur meliputi seleksi, hibridasi, rekayasa kromosom dan pendekatan biologi molekuler seperti transgenik sangat dibutuhkan untuk menyediakan benih dan induk ikan.
Pada akuakultur, program peningkatan sistem kekebalan ikan telah dilakukan dengan menggunakan vaksin, imunostimulan, probiotik dan  bioremediasi. Vaksin dapat memacu produksi antibiotik spesifik dan hanya efektif untuk mencegah satu patogen tertentu. Imunostimulan merupakan teknik meningkatkan kekebalan yang non spesifik, misalnya  lipopolysaccharide dan B-glucan yang telah diterapkan untuk ikan dan udang di Indonesia. Probiotik diaplikasikan pada pakan atau dalam lingkungan perairan budidaya sebagai penyeimbang mikroba dalam pencernaan dan lingkungan perairan.
Pada tahun 1980 penelitian transgenik pada ikan telah dimulai dengan mengintroduksi gen tertentu kepada organisme hidup lainnya serta mengamati fungsinya secara in vitro. Dalam teknik ini, gen asing hasil isolasi diinjeksi secara makro ke dalam telur untuk memproduksi galur ikan yang mengandung gen asing tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan ikan transgenik, yaitu: 1) isolasi gen (clone DNA) yang akan diinjeksi pada telur, 2) identifikasi gen pada anak ikan yang  telah mendapatkan injeksi gen asing tadi,  dan 3) keragaman dari turunan ikan yang diinjeksi gen asing tersebut.


3. Bidang Kesehatan
Bioteknologi di bidang kesehatan dewasa ini difokuskan untuk penemuan obat-obatan dalam hal-hal seperti tersebut di bawah ini :
  • Memerangi penyakit jantung dan saluran darah, kanker dan kencing manis.
  • Mendapatkan antibiotika yang lebih baik dan lebih murah untuk melawan penyebaran mikroorganisme menular yang telah menjadi resisten terhadap antibiotika konvensional.
  • Menemukan vaksin untuk melawan virus (hepatitis, influenza, rabies) dan penyakit malaria serta penyakit tidur.
  • Dapat melakukan uji diagnosis yang cepat dan tepat untuk membantu dokter dalam menentukan diagnosis berbagai penyakit.
  • Penyempurnaan metode pencangkokan organ yang sesuai agar tidak terjadi proses penolakan.
  • Penyempurnaan teknik perbaikan kimia tubuh untuk menyembuhkan penyakit keturunan, misalnya hemofili.
                                          http://jovisaputra.files.wordpress.com/2011/11/insulin1.jpg?w=286&h=300
Sebelum rekayasa genetika dikembangkan untuk memerangi diabetes dilakukan ekstraksi insulin dari pankreas babi atau lembu. Hal ini akan memakan banyak sekali biaya dan insulin yang dihasilkan dapat mengakibatkan hipersensitivitas maupun resistensi. Setelah teknik rekayasa genetika dikembangkan, maka sekarang telah dapat dibuat insulin manusia oleh bakteri. Ini dilakukan dengan jalan menyematkan gen pengkode pembentukan insulin manusia pada bakteri.
Untuk membuat insulin, mula-mula membuat rancangan urutan ADN yang mengode asam amino insulin yang telah diketahui. Kemudian diikuti dengan sintesis kimiawi gen rantai A dan gen rantai B insulin, tetapi pembuatannya dilakukan secara terpisah. Masing-masing mengandung kodon metionin pada ujung 5’ (yang tentunya menjadi ujung amino protein yang ditranslasikan) dan menghentikan urutan pada ujung 3’. Masing-masing gen disisipkan ke dalam gen β-galaktosidase plasmid. Kemudian dimasukkan ke dalam E. coli. E. coli dibiakkan dalam medium yang mengandung galaktosa sebagai sumber C dan sumber energi dan bukan glukosa. Sebab itu bakteri akan mensintesis β-galaktosidase. Bersamaan dengan ini disintesis pula rantai A dan rantai B insulin, yang dilekatkan oleh sisa metionin. Setelah pelarutan bakteri, maka perlakuan dengan sianogen bromida akan memecah protein pada metionin. Dengan demikian rantai insulin akan terpisah dari β-galaktosidase. Rantai-rantai dimurnikan dan digabungkan, maka terjadilah insulin asli manusia.
Saat ini sedang dikembangkan pendekatan sintetik lain, gen untuk molekul pemula insulin atau proinsulin disintesis dan disisipkan ke dalam E. coli. Proinsulin yang dihasilkan dimurnikan. Proinsulin dicerna dengan enzim tripsin dan karboksipeptidase, maka terjadilah insulin manusia (Lukas dan Isnawati, 1997 : 48-49).
4. Bidang Pangan
Mikroorganisme sangat besar peranannya dalam bidang pangan. Mikroorganisme dapat mengubah suatu bahan pangan menjadi bahan pangan lain dengan nilai gizi lebih tinggi, rasa lebih enak, lebih mudah dicerna dan dengan penampilan lebih menarik. Selain pengubahan bahan makanan mikroorgaisme itu sendiri dapat digunakan sebagai sumber makanan oleh manusia maupun hewan.
                                  http://jovisaputra.files.wordpress.com/2011/11/tempe-rebus.jpg?w=300&h=217
Dibalik manfaatnya yang besar, mikroorganisme juga dapat menjadi penyebab utama kerusakan makanan kita. Mikroorganisme ialah penyebab makanan menjadi busuk dan beracun. Pada bab ini hanya dibahas peran positif mikroorganisme dalam bidang pangan khususnya yang berkaitan dengan bioteknologi pangan.
Hasil pangan yang diproduksi oleh mikroorganisme sangat luas kisarannya, dari pangan hasil fermentasi secara tradisional yang telah ada sejak zaman dahulu sampai pada produk-produk mutakhir. Pangan hasil fermentasi yang telah ada sejak zaman dahulu ialah roti, keju, yoghurt, anggur, bir, tempe, oncom, kecap dan lain-lain. Produk-produk mutakhir, antara lain mikroprotein dan protein sel tunggal. Peran yang dimainkan oleh mikroorganisme dalam produksi bahan pangan meliputi penggunaan enzim mikroba atau metabolit yang lain, berbagai proses fermentasi pangan dan pembiakan mikroorganisme tertentu dalam skala besar sebagai bahan pangan (Lukas dan Isnawati, 1997 : 60).
Penggunaan bioteknologi, sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya kadang-kadang bersifat embigu, yakni disatu sisi dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia, tetapi disisi lain dapat dimanipulasi untuk tujuan destruktif. Teknik rekayasa genetik misalnya, menjanjikan kepada kita antara lain dapat menghilangkan berbagai jenis penyakit keturunan melalui “penggantian” gen. Pada kondisi yang sama pembelokan tehnik ini bisa saja terjadi akibat munculnya godaan, sehingga manusia melalui percobaannya dapat menciptakan manusia super atau bahkan menciptakan monster maupun penjahat demi mencapai tujuannya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dampak bioteknologi terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia. Hewan–hewan yang telah mengalami modifikasi secara genetik belum tentu langsung dapat dikonsumsi oleh manusia karena efek samping resiko genetik atau adanya residu antibiotik pada daging yang akan termakan oleh manusia akibat pengobatan jangka panjang, demikian pendapat sebagian orang. Namun, sebagian lainnya mengatakan bahwa dengan bioteknologi, produk makanan menjadi lebih sehat, contohnya daging dapat diproduksi kandungan lemak dan kolesterol yang rendah atau jenis susu yang lebih mudah dicerna.
Dampak ilmu pengetahuan terhadap cara berpikir manusia dewasa ini sungguh dahsyat. Rasionalitas ilmu pengetahuan itu tidak hanya mengubah cara pandang tradisional kita,  tetapi juga teologi yang terlalu theosentris. Ilmu pengetahuan secara umum membantu manusia untuk memecahkan masalahnya, sehingga falsafah Tuhan Allahnya deisme (pandangan yang menegaskan bahwa hanya Tuhan yang dapat memecahkan problem manusia) berangsur-angsur hilang.
Selanjutnya dikatakan bahwa manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi akan memperbesar kekuasaan kita atas alam dan masyarakat dan atas diri kita sendiri, sehingga akan muncul lagi bahaya dari teknologi yaitu semakin meningkatnya ilmu pengetahuan, teknologi dan bioteknologi justru akan melayani nafsu terhadap kekuasaan atau keinginan irrasional untuk mendominasi.
Untuk mengurangi bahaya yang mungkin timbul akibat teknologi maupun bioteknologi maka manusia sebagai makhluk Tuhan, mengingat dan menerapkan apa yang ditulis Nasution (1999) yaitu setiap kali seorang ilmuwan akan mengadakan penelitian ia harus sadar akan kedudukannya sebagai manusia di bumi ini.
Adapun dampak positif dan negatif dari bioteknologi adalah sebagai berikut :
a. Dampak Negatif Bioteknologi
Bioteknologi seperti juga yang lain, mengandung resiko akan dampak negatif. Timbulnya dampak yang merugikan terhadap keanekaragaman hayati disebabkan oleh potensi terjadinya aliran gen ketanaman sekerabat atau kerabat dekat. Di bidang kesehatan manusia terdapat kemungkinan produk gen asing, seperti gen cry dari Bacillus thuringiensis maupun Bacillus sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh manusia, perlu dicermati pula bahwa insersi (penyisipan) gen asing ke genom inang dapat menimbulkan interaksi antar gen asing dan inang produk bahan pertanian dan kimia yang menggunakan bioteknologi.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki teknologi yang maju. Kesenjangan teknologi yang sangat jauh tersebut disebabkan karena bioteknologi moderen sangat mahal sehingga sulit dikembangkan oleh negara berkembang. Ketidakadilan misalnya, sangat terasa dalam produk pertanian transgenik yang sangat merugikan bagi agraris berkembang. Hak paten yang dimiliki produsen organisme transgenik juga semakin menambah dominasi negara maju.
Selain itu dengan adanya rekayasa genetika yang dapat menghasilkan makhluk hidup baru, masyarakat beranggapan bahwa manusia telah melawan kodrat sehingga masyarakat banyak yang belum dapat menerima. Dengan adanya makhluk hidup hasil transgenik muncul kekhawatiran masyarakat terhadap keseimbangan lingkungan, sehingga berpendapat bahwa muncul dampak negatif terhadap lingkungan. Kasus bayi tabung belum ada perangkat hukum yang mengatur. Apalagi seandainya muncul pengkloningan manusia.
b. Dampak Positif Bioteknologi
Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen untuk keperluan rekayasa genetik dalam perkembangan dan perkembangan industri bioteknologi. Baik donor maupun penerima (resipien) gen dapat terdiri atas virus, bakteri, jamur, lumut, tumbuhan, hewan juga manusia. Pemilihan donor/resipien gen bergantung pada jenis produk yang dikehendaki dan nilai ekonomis suatu produk yang dapat dikembangkan menjadi komoditis bisnis. Oleh karena itu, kegiatan bioteknologi dengan menggunakan rekayasa genetik menjadi tidak terbatas dan membutuhkan suatu kajian sains baru yang mendasar dan sistematik yang berhubungan dengan kepentingan dan kebutuhan manusia. Kegiatan tersebut disebut sebagai bioprespecting. Perdebatan tentang positif untuk mengatasi dampak negatif yang dapat ditimbulkan bioteknologi, antara lain pada tahun 1992 telah disepakati konvensi keanekaragaman hayati, (Convetion on Biological Diversity) yang mengikat secara hukum bagi negara-negara yang ikut mendatanginnya. Sebagai tindak lanjut penandatanganan konvensi tersebut, Indonesia telah meratifikasi Undang-Undang No. 5 Tahun 1994. Perlu anda ketahui, negara Amerika Serikat tidak ikut menandatangani konvensi tersebut. Di sepakati pula Cartegena Protocol on Biosafety (Protokol Cartegena tentang pengamanan hayati). Protokol tersebut menyinggung tentang prosedur transpor produk bioteknologi antara negara untuk mencegah bahaya yang timbul akibat dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati. Ekosistem dan kesehatan manusia.
Pengertian klon bioteknologi moderen adalah pengadaan sel jasad renik, sel (jaringan), molekul bibit tanaman melalui stek yang banyak dilakukan pada tanaman perenial, antara lain kopi, teh, karet, dan mangga. Perbanyakan bibit dengan teknik kultur jaringan, kultur organ dan embriogenesis somatik dapat pula diterapkan pada jaringan hewan dan manusia. Tidak seperti pada tumbuhan, kultur pada hewan dan manusia tidak dapat dikembangkan menjadi individu baru.
Sekarang ini, ilmu biologi telah menjelma sebagai ilmu sentral yang menjadi penghubung dari semua ilmu alam dan merupakan persimpangan tersibuk yang mempertemukan ilmu alam, humaniora dan ilmu sosial. Ini karena pesatnya perkembangan ilmu Biologi. Perkembangan ilmu biologi ini jika dimanfaatkan dengan baik dan untuk tujuan kesejahteraan manusia, akan mendatangkan dampak positif yang begitu besar.
Berikut ini beberapa dampak positif perkembangan ilmu biologi :
1.  Membantu dalam menemukan dan mengembangkan bahan kebutuhan pokok manusia, seperti bahan makanan, pakaian, peralatan dan perumahan serta energi
2.  Menemukan berbagai penyebab dan pengobatan berbagai macam penyakit, baik pada manusia hewan, maupun tumbuhan
3.  Penemuan bibit unggul, baik hewan ternak maupun tanaman pertanian yang membantu menyelesaikan masalah pangan.
4.  Menyingkap rahasia proses-proses kehidupan, pewarisan sifat, dan gen sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.
5.  Mengkaji dan melestarikan seluk beluk lingkungan lebih dalam dengan tujuan untuk kelestarian kehidupan.
6.    Pengolahan limbah rumah tangga dan industri yang lebih ramah lingkungan dengan menggunakan organisme pengolah limbah yang telah ditemukan.
Tetapi, tidak sedikit pula orang yang menyalahgunakan perkembangan ilmu biologi ini sehingga menimbulkan dampak negatif. Berikut ini beberapa dampak negatif perkembangan ilmu biologi:
1.      Digunakan untuk senjata biologis. Bakteri dan virus yang mematikan dapat digunakan sebagai senjata biologis untuk memusnahkan manusia.
2.      Memunculkan organisme strain jahat. Dengan adanya rekayasa genetika, sifat – sifat makhluk hidup dapat diubah dengan mudah, termasuk menyisipkan gen jahat yang dapat digunakan untuk membunuh atau meneror manusia.
3.      Mengganggu keseimbangan lingkungan. Organisme baru hasil rekayasa manusia dikhawatirkan akan dapat memenangkan kompetisi dan menyingkirkan organisme yang telah ada di alam sehingga dapat menimbulkan ketidakseimbangan alam.
4.      Pelanggaran hukum dan nilai – nilai masyarakat. Misalnya ada seorang ibu yang hamil dengan teknik bayi tabung yang spermanya berasal dari bank sperma (tidak dari suaminya). Hal ini tentu akan nengaburkan status anak dan menimbulkan permasalahan di lain waktu.
Secara umum bioteknologi dikembangkan untuk kesejahteraan umat manusia. Meningkatnya populasi manusia dan menipisnya Sumber Daya Alam yang ada membuat manusia mau tidak mau harus menciptakan sesuatu yang baru yang dapat dengan cepat diperoleh dengan meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul. Pemanfaatan Bioteknologi bagi kehidupan manusia dintaranya digunakan dalam bidang:
1.      Pertanian
2.      Kesehatan
3.      Lingkungan
BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL
http://www.e-dukasi.net/file_storage/materi_pokok/MP_319/Image/materi2.jpg
Di bidang pertanian, bioteknologi diantaranya berperan dalam:
1.      Pembentukan tumbuhan tahan hama
2.      Pembuatan tumbuhan yang mampu menambat nitrogen
3.      Mengendalikan serangga perusak tanaman budidaya
4.      Pembiakan tanaman unggul tahan hama
5.      Mengatasi produksi bibit yang sama dalam jangka waktu singkat
6.      Mengatasi terbatasnya lahan pertanian
MANFAAT BIOTEKNOLOGI DI BIDANG KESEHATAN
http://www.e-dukasi.net/file_storage/materi_pokok/MP_319/Image/materi2a.jpg
JAMUR Penicillium notatum
http://www.e-dukasi.net/file_storage/materi_pokok/MP_319/Image/materi2b.jpg
HORMON INSULIN
Dalam bidang kesehatan, baik bioteknologi konvensional maupun bioteknologi modern memiliki peranan yang sangat besar. Melalui bioteknologi, berbagai produk obat-obatan, vaksin, antibodi dan hormon ditemukan, misalnya penicilin dan hormon insulin. Beberapa penyakit menurun atau kelainan genetik dapat disembuhkan dengan cara menyisipkan gen yang kurang pada penderita, cara ini dikenal dengan istilah terapi gen.
MANFAAT BIOTEKNOLOGI DI BIDANG LINGKUNGAN
http://www.e-dukasi.net/file_storage/materi_pokok/MP_319/Image/materi2c.jpghttp://www.e-dukasi.net/file_storage/materi_pokok/MP_319/Image/materi2e.jpghttp://www.e-dukasi.net/file_storage/materi_pokok/MP_319/Image/materi2d.jpg
Pencemaran lingkungan merupakan salah satu isu global yang marak dibicarakan saat ini. Tingginya tingkat pencemaran akan berdampak serius terhadap kelangsungan hidup umat manusia.
Di bidang lingkungan, bioteknologi diantaranya berperan dalam:
1.      Menghasilkan energi berupa bahan bakar yang ramah lingkungan, misalnya etanol dan biogas (gas metana)
2.      Pengolahan berbagai macam limbah, misalnya limbah industri, limbah plastik dan pencemaran air yang disebabkan oleh minyak melalui bioremediasi
Kajian ilmiah ISIS (GM Food Nightmare Unfolding in the Regulatory Sham) juga menyampaikan tentang bagaimana pengambil kebijakan dan lembaga penasihat seperti European Food Safety Authority telah mengabaikan prinsip kehati-hatian (precautionary principle), menyalahgunakan ilmu, tidak mematuhi hukum, dan membantu mempromosikan teknologi rekayasa genetik dengan fakta yang berlawanan dengan keamanan pangan dan pakan rekayasa genetik.

Setelah 30 tahun Organisme Hasil Rekayasa Genetik (OHRG) atau Genetically Modified Organism (GMO), lebih dari cukup kerusakan yang ditimbulkannya terdokumentasikan dalam laporan ISP. Di antaranya:

1. Tidak ada perluasan lahan, sebaliknya lahan kedelai rekayasa genetik menurun sampai 20 persen dibandingkan dengan kedelai non-rekayasa genetik. Bahkan kapas Bt di India gagal sampai 100 persen.
2. Tidak ada pengurangan pengunaan pestisida, sebaliknya penggunaan pestisida tanaman rekayasa genetik meningkat 50 juta pound dari 1996 sampai 2003 di Amerika Serikat.
3. Tanaman rekayasa genetik merusak hidupan liar, sebagaimana hasil evaluasi pertanian Kerajaan Inggris.
4. Bt tahan pestisida dan roundup tahan herbisida yang merupakan dua tanaman rekayasa genetik terbesar praktis tidak bermanfaat.
5. Area hutan yang luas hilang menjadi kedelai rekayasa genetik di Amerika Latin, sekitar 15 hektar di Argentina sendiri, mungkin memperburuk kondisi karena adanya permintaan untuk biofuel. Meluasnya kasus bunuh diri di daerah India, meliputi 100.000 petani antara 1993-2003 dan selanjutnya 16.000 petani telah meninggal dalam waktu setahun.
6. Pangan dan pakan rekayasa genetik berkaitan dengan adanya kematian dan penyakit di lapangan dan di dalam tes laboratorium.
7. Herbisida roundup mematikan katak, meracuni plasenta manusia dan sel embrio. Roundup digunakan lebih dari 80 persen semua tanaman rekayasa genetik yang ditanam di seluruh dunia.
8. Kontaminasi transgen tidak dapat dihindarkan. Ilmuwan menemukan penyerbukan tanaman rekayasa genetik pada non-rekayasa genetik sejauh 21 kilometer.

RESIKO KESEHATAN

Dr. Irina Ermakova menunjukkan bagaimana kedelai rekayasa genetik menyebabkan tikus betina melahirkan bayi kerdil dan tidak normal dengan lebih dari setengahnya meninggal dalam tiga minggu. Ratusan penduduk dan pemetik kapas di India mengalami alergi. Ribuan domba mati setelah merumput di lahan yang mengandung residu kapas Bt, begitu pun kambing dan sapi dilaporkan tahun ini. Protein buncis berbahaya pindah ke kacang polong, ketika diuji coba pada tikus menyebabkan radang paru-paru hebat dan secara umum menimbulkan sensitif makanan.

Sejumlah penduduk di selatan Philipina jatuh sakit ketika lahan jagung sekitarnya berbunga pada tahun 2003, lima meninggal dan sebagian masih sakit hingga sekarang. Sejumlah sapi mati setelah makan jagung rekayasa genetik di Hesse, Jerman dan beberapa lainnya dibunuh karena penyakit misterius. Arpad Pusztai dan rekannya menemukan tomat rekayasa genetik dengan snowdrop lectin merusak setiap sistem organ tikus muda. Jagung rekayasa genetik Mon 863 yang dinyatakan aman seperti jagung non-rekayasa genetik oleh perusahaan dan diterima oleh EFSA, tetapi ketika dianalisa oleh ilmuwan indipenden CriiGen, mereka menemukan tanda keracunan pada liver dan ginjal.

Fakta mendorong kita untuk mempertimbangkan bahwa risiko GMO mungkin melekat pada teknologinya, ilmuwan ISIS mengingatkan untuk sepuluh tahun ke depan.

RESIKO POTENSIAL

1. Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan atau imunogenik untuk manusia dan hewan.
2. Rekayasa genetik tidak terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan bergabung, adanya kelainan bentuk generasi karena racun atau imunogenik, yang disebabkan tidak stabilnya DNA rekayasa genetik.
3. Virus di dalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit mungkin diaktifkan oleh rekayasa genetik.
4. Penyebaran gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen horizontal, membuat tidak menghilangkan infeksi.
5. Meningkatkan transfer gen horizontal dan rekombinasi, jalur utama penyebab penyakit.
6. DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan sebagai promoter sintetik yang dapat mengakibatkan kanker dengan pengaktifan oncogen (materi dasar sel-sel kanker).
7. Tanaman rekayasa genetik tahan herbisida mengakumulasikan herbisida dan meningkatkan residu herbisida sehingga meracuni manusia dan binatang seperti pada tanaman.

DAMPAK PENERAPAN DAN PENANGGULANGAN
http://www.e-dukasi.net/file_storage/materi_pokok/MP_319/Image/materi3.jpg
UJI COBA OBAT MATA PADA KERA
http://www.e-dukasi.net/file_storage/materi_pokok/MP_319/Image/materi3a.jpg
DEMONSTRASI PENYAYANG BINATANG
Pada awalnya bioteknologi diharapkan dapat membantu memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi oleh umat manusia, seperti kekurangan pangan, penyakit, hambatan-hambatan dalam melakukan aktivitas manusia seperti pertambangan dan lain sebagainya. Banyak masalah-masalah umat manusia dapat diatasi melalui bioteknologi, namun perlu disadari bahwa dampaknya juga tidak sedikit. Dampak penerapan bioteknologi terdapat pada berbagai aspek kehidupan, yaitu di bidang:
  1. Sosial Ekonomi
  2. Etika/Moral
  3. Kesehatan
  4. Lingkungan Hidup
DAMPAK PENERAPAN BIOTEKNOLOGI BIDANG SOSIAL EKONOMI
http://www.e-dukasi.net/file_storage/materi_pokok/MP_319/Image/materi3f.jpg
Dampak sosial ekonomi yang terjadi antara lain:
  1. Hak paten hasil rekayasa, swastanisasi dan konsentrasi bioteknologi pada kelompok tertentu membuat petani tradisional tidak dapat mengadakan bibit sendiri dan para peneliti harus mendapatkan ijin terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian menggunakan bibit-bibit hasil rekayasa tersebut.
  2. Merugikan petani kecil dan menimbulkan kesenjangan ekonomi karena produk bioteknologi yang pada umumnya dimiliki oleh pemilik modal dapat meningkatkan produksi hingga 50 %.
  3. Produk bioteknologi hasil modifikasi genetika suatu organisme dapat menyingkirkan plasma nutfah, yaitu suatu jenis makhluk hidup yang masih memiliki sifat asli.
DAMPAK PENERAPAN BIOTEKNOLOGI BIDANG ETIKA / MORAL
http://www.e-dukasi.net/file_storage/materi_pokok/MP_319/Image/materi3b.jpg
Ananda Chakrabarty, orang pertama yang memiliki hak paten atas organisme transgenik
Contoh penerapan bioteknologi yang bertentangan dengan etika dan moral diantaranya adalah:
  1. Menyisipkan gen makhluk hidup kepada makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap sebagai pelanggaran terhadap hukum alam dan sulit diterima masyarakat
  2. Penyisipan gen babi ke dalam buah semangka dapat membawa konsekuensi bagi penganut agama tertentu.
  3. Pemberian hak paten atas organisme transgenik bertentangan dengan banyak nilai-nilai budaya yang menghargai nilai intrinsik makhluk hidup karena pemberian hak paten pada organisme hasil rekayasa menyebabkan pemberian hak pribadi atas organisme yang bisa disalahgunakan.
  4. Kloning manusia saat ini masih dipertentangkan dan dianggap merusak nilai etika dan moral karena merusak embrio/janin manusia untuk alasan apapun dianggap tidak manusiawi
DAMPAK PENERAPAN BIOTEKNOLOGI BIDANG KESEHATAN
http://www.e-dukasi.net/file_storage/materi_pokok/MP_319/Image/materi3c.jpg
VIRUS KORONA
Produk rekayasa bidang kesehatan telah menimbulkan masalah yang serius. Contohnya adalah:
  1. Penggunaan insulin hasil rekayasa telah menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris.
  2. Tomat Flavr Savr hasil rekayasa diketahui mengandung gen yang resisten terhadap antibiotik.
  3. Susu sapi yang disuntik hormon BGH (bovine growth hormone) atau hormon pertumbuhan sapi, disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya potensi berbahaya bagi kesehatan manusia..
  4. Jagung yang direkayasa sebagai pakan unggas menjadikan unggas tersebut mengandung genetic modified organism (GMO) yang dikhawatirkan membahayakan manusia.
  5. Ada dugaan bahwa SARS yang menghebohkan dunia, diduga disebabkan oleh rekayasa genetika virus Corona.
DAMPAK PENERAPAN BIOTEKNOLOGI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
http://www.e-dukasi.net/file_storage/materi_pokok/MP_319/Image/materi3d.jpg
KUCING YANG MENGALAMI MUTASI
Penerapan bioteknologi di bidang lingkungan hidup dapat mengakibatkan:
  1. Pencemaran biologi, karena apabila makhluk hidup transgenik lepas ke alam bebas dan kawin dengan makhluk normal dapat menghasilkan keturunan yang mutan.
  2. Penyalahgunaan hak pribadi, karena dengan rekayasa genetika perubahan genotip tidak dirancang secara alami sesuai dengan kebutuhan, melainkan menurut kebutuhan pelaku bioteknologi itu sendiri. Hal ini dapat menimbulkan peluang bahaya bagi kelestarian lingkungan hidup.
PENANGGULANGAN DAMPAK NEGATIF PENERAPAN BIOTEKNOLOGI
http://www.e-dukasi.net/file_storage/materi_pokok/MP_319/Image/materi3e.jpg
Ilmuwan sedang bekerja di laboratorium menggunakan mikroskop elektron
Berbagai upaya dilakukan untuk menanggulangi dampak negatif penggunaan bioteknologi, misalnya perizinan dan pengawasan yang sangat ketat dari pihak terkait kepada para peneliti yang ingin melakukan penelitian-penelitian.
Namun segala sesuatu akan kembali kepada individu masing-masing. Nilai-nilai kemanusiaan, etika, moral, religius dan kesadaran yang tinggi untuk menjaga dan mencintai lingkungan hidup yang nyaman dan asri merupakan kunci utama dari penanggulangan dampak negatif penerapan bioteknologi. Penggunaan hak dan kewajiban secara arif dan bijaksana sangatlah diperlukan untuk meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul.










MAKALAH  BIOTEKNOLOGI
BIOETIKA DAN DAMPAKNYA



Kelompok 5
Armaleni
Fahimil ilmi
Dian ratna D.
Niko Sentosa
Safrida gusni
Syaidah fitri

BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar