Senin, 06 Februari 2012

ekosistem


A.     Konsep ekosistem

Ekosistem : suatu unit lingkungan hidup yang didalamnya terdapat hubungan fungsional yang sistematik antar sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan komponen lingkungan abiotik.

Kelestarian komponen biotik dan kesesuaiannya dengan kondisi habitat menentukan kelestarian ekosistem. Hubungan fungsional yang ada di dalam ekosistem adalah proses – proses yang melibatkan seluruh komponen boitik dan faktor – faktor lingkungan abiotik untuk mengolah sumber daya yang masuk ke dalam ekosistem.

Proses – proses fungsional yang dimaksud adalah transformasi dan aliran energi, hubungan makan dan dimakan, siklus materi, aksi-reaksi antara faktor abiotik dengan komponen biotik.

B.     Rantai dan jaring – jaring makanan

1.      Rantai makanan

Rantai makanan merupakan prinsip yang menjelaskan tentang hubungan antara produsen, konsumen dan prngurai dalam memperoleh makanan.
Rantai makanan : hubungan yang diuraikan itu merupakan hubungan memakan – dimakan.

Komponen rantai makanan
1.      Herbivora
2.      Karnivora
3.      Omnivora
4.      Dekomposer


Dalam hubungan memakan – dimakan, produsen merupakan mata rantai yang ada di ujung awal rantai makanan. Mata rantai kedua diduduki oleh herbivore dan disebut konsumen tingkat I, dan seterusnya karnivora tingkat I mendududki mata rantai ketiga yang disebut konsumen II,dan seterusnya adalah konsumen tingkat III dan  IV.

Produsen               konsumen I               konsumen II               konsumen III

Dalam hubungan rantai makanan , kedudukan produsen juga disebut sebagai tingkat trofik I, konsumen tingkat I disebut trofik  II, konsumen tinkat II disebut trofik III dan selajutnya.

Pembagian rantai makanan
a.       Rantai predator : tumbuhan – herbivore – karnivor
b.      Rantai detritus : bahan organik mati – detrivor – hewan yang lebih besar
c.       Rantai saprofit : bahan organik mati – bakteri/jamur – protozoa – avertebrata.

2.      Jaring – jaring makanan

Tiap jenis organisme – organisme pada konsumen tigkat I dan tingkat II dan yang lebih tinggi kebanyakan memakan lebih dari satu jenis makanan atau mangsa lebih dari 1 jenis organisme mangsa.
Rantai makanan itu berhubungan antara 1 dengan yang lain. Hubungan atau simpul – simpul itu tedapat pada tiap trofik. Jika banyak rantai makanan dihubungkan dapat terbentuk gambaran jarring. Disebut jarring makanan.

C.     Aliran energi

Di dalam rantai makanan itu sebenarnya terdapat aliran energi dari produsen ke konsumen. Energi cahaya matahari diserap oleh tumbuhan, selanjutnya mengalir ke herbivora, kemudian ke karnivora. Tumbuhan hijau mengubah energi cahaya matahari manjadi energi  kimia dalam proses fotosintesis. Karbohidrat itu tersimpan dalam tubuh tumbuhan merupakan sumber energi bagi semua hewan dan organisme heterotrof lain.

Di dalam ekosistem yang stabil aliran energi dapat berjalan lancar, karena proporsi antara jumlah makanan dengan pemakan berada dalam proporsi serasi, artinya jumlah makanan yang tersedia lebih banyak dari pada yang dibutuhkan oleh pemakan.

D.    Hewan sebagai bagian ekosistem

Karena hewan merupakan salah satu komponen biotik yang berinteraksi dengan faktor abiotik ataupun berinteraksi dengan komponen biotik lainnya. Seandainya tidak ada hewan maka komponen utama dalam ekosistem akan hilang dan itu artinya tidak akan ada rantai makanan, jarring makanan apalagi aliran energi. Oleh karena itu hewan merupakan komponen penting dalam ekosistem.

E.     Keragaman hewan dan habitat

Keragaman hewan dipengaruhi faktor genetis(mutasi) ataupun faktor eksternal, seperti kemampuan bereproduksi, beradaptasi dengan lingkungan, ketersediaan maknanan dan banyak faktor lain yang mempengaruhi keragaman hewan.

Habitat : tempat hidup dari makhluk hidup
Berdasar variasi habitat menurut waktu, dapat dikenal 4 habitat :
1.      Habitat yang konstan : habitat yang kondisinya terus - menerus  relatif baik atau kurang baik.
2.      Habitat bersifat memusim : habitat yang kondisinya relatif teratur berganti – ganti antra baik dan kurang baik.
3.      Habitat tidak menentu : habitat mengalami periode dengan kondisi kurang baik yang lamnya bervariasi/ tidak dapat diperkirakan.
4.      Habitat ephemeral : habitat yang mengalami periode kondisi baik yang berlangsung singkat, diikuti oleh periode kurang baik yang berlangsung realatif lama sekali.

Berdasar variasi kondisi habitat menurut ruang :
1.      Habitat bersinambungan
2.      Habitat terputus – putus
3.      Habitat terisolasi
























Daftar Pustaka

Agus,dkk. 2004. Ekologi hewan. Malang : JICA.
Aninomus. http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
Susanto, pudyo. 2000. Pengantar ekologi hewan. Jakarta: PPGSM.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar