Senin, 06 Februari 2012

LAPORAN KULIAH LAPANGAN EKOLOGI HEWAN


LAPORAN KULIAH LAPANGAN EKOLOGI HEWAN

PIT FALL TRAP

Di adakakan pada tanggal 14 – 15 Mei  2011 di Kanagarian Tambangan
 Kabupaten Tanah Datar
                                                                           
UNP

Di ajukan untuk memenuhi persyaratan  mata kuliah ekologi hewan

Safrida Gusni
12666/09
Kelompok 7
Biologi NK


Jurusan  Biologi
FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2011



PIT FALL TRAP

A.  Tujuan
1.      Menginventarisasi jenis serangga  yang tertangkap dengan menggunakan pit fall trap.
2.      Membandingkan jumlah serangga yang tertangkap dengan cairan perangkap yang berbeda.

B.  Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal          :  Sabtu / 14 Mei 2011
Waktu                     :  06.00 WIB sampai selesai
Tempat                    :  Kenagarian Tambangan, Kabupaten Tanah Datar


C.  Dasar Teori
Ada banyak variasi dari perangkap, tetapi dalam bentuk yang paling dasar, perangkap terdiri dari beberapa jenis cangkir atau wadah lainnya (ember galon, misalnya) yang terendam di dalam tanah dan sebagian diisi dengan pengawet. Serangga dan organisme lain merangkak tentang di tanah hanya berjalan ke dalam wadah dan kemudian tidak bisa keluar. Perangkap dapat ditutup untuk membantu mencegah hujan yang berlebihan dari cangkir meluap, mereka dapat memiliki baling-baling panduan yang dapat membantu organisme panduan ke dalam cangkir, dan mereka mungkin berumpan untuk menangkap lebih spesifik jenis serangga.
Perangkap yang terdiri dari dua cangkir plastik toko makanan, baling-baling baja panduan, dan baja heksagonal penutup. Setiap haa cangkir diameter dalam dari 11 cm di bagian atas, diameter bagian dalam 8,8 cm di bagian bawah, dan kedalaman 7,8 cm. Piala ditempatkan di lubang di tanah yang digali dengan pemotong lapangan golf cangkir, yang meminimalkan dampak terhadap daerah sekitarnya. Dua cangkir, satu di dalam yang lain, ditempatkan di setiap lubang sehingga bahwa setiap air hujan akan mengisi cangkir bawah dan mengambang ke atas cangkir atas untuk mencegah hilangnya isi perangkap. Masing-masing dari baling-baling baja yang digunakan per perangkap panduan langkah-langkah 7,2 cm dengan 30,6 cm. Baik menggunakan guide vanes tiga ditempatkan equilaterally sekitar cangkir dan tenggelam di dalam tanah sekitar 2,0 cm, atau salah satu guide vane ditempatkan di antara dua perangkap. Sebuah penutup baja heksagonal, yang dibuat oleh menekuk sudut segitiga sama sisi untuk membentuk poin memproyeksikan ke bawah, ditempatkan di atas bagian atas cangkir bersarang untuk membantu mengalihkan hujan. Gelas perangkap diisi sekitar setengah dengan campuran 50/50 propilen glikol dan etanol 70%, dengan sejumput benzoat dentonium ditambahkan untuk mencegah mamalia dari minum solusinya. ( Anonime a, 2007 : 1- 2 ).
Ekstraksi contoh hewan tanah pada prinsipnya dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu metode dinamik dan mekanik. Pada metode dinamik hewan tanah dirangsang untuk berkumpul pada bejana likasi. Berbeda dengan itu, pada metode mekanik, hewan tanah yang hidup dan berada pada tanah contoh diperlakukan demikian rupa sehingga secara hewan itu akan terkumpul pada bejana lokasi. Kedua metoda ini ada kelebihan dan kekurangannya. Pada metode dinamik hewan yang terkumpul hanyalah yang hidup dan aktif dan dapat mencapai tempat koleksi, sehingga hewan yang lemah tidak dapat terambil. (Suin,2002:188).
Pengambilan contoh hewan tanah dapat dilakukan dengan cara memasang perangkap lubang. Pengumpulan hewan permukaan tanah dengan memasang perangkap lubang ini tergolong kepada pengumpalan hewan tanah secara dinamik. Perangkap lubang yang yang digunakan sangat sederhana, hanya berupa bejana yang ditanam di dalam tanah. Permukaan bejana dibuat datar dengan tanah. Agar air hujan tidak masuk kedalam perangkap maka perangkap diberi atap dan agar air mengalir di permukaan tanah tidak masuk kedalamnya maka perangkap dipasang pada tanah yang datar dan sedikit agak ketinggian. Jarak antar perangkap minimal 5 m. (Prawirohartono, Slamet : 68).
Wadah-wadah gelas, botol-botol atau kaleng logam dibenamkan dalam tanah sedemikian rupa, sehingga mulut wadah tersapu oleh permukaan tanah. Sebuah penutup pelindung yang muncul dari permukaan tanah dapat ditempatkan di mulutnya untuk mencegah air hujan masuk kedalam jerat. Jerat-jerat lubang yang dikerjakan dengan peralatan waktu untuk tetap menangkap setiap waktu secara terpisah, harus dikembangkan. Lubang dapat dikosongkan dengan menggunakan peralatan penghisap mekanis atau yang dijalankan dengan tang untuk menghindari gangguan terhadap sekelilingnya. (Michael,2005:103-104).
Pemasangan hendaknya pada sore hari dan dibiarkan semalam. Paginya di cek apakah ada reptile atau amphibi yang terjebak, hal ini dilakukan karena hewan Herpetofauna hanya aktif pada malam hari, sehingga pemasangan Pitfall trap dilakukan pada malam hari (Annonime b, 2010 : 2).
            Perangkap jenis ini digunakan untuk menangkap serangga yang bejalan di atas  permukaan tanah. Perangkap dibuat dengan cara membenamkan kaleng kecil ke dalam tanah. Di bagian dalam kaleng kita beri larutan pengawet yang bagian atas campuran 5 bagian propylene phenoxytol 45 bagian glycol, 50 bagian formalin, dan 900 bagian air.
            Untuk menarik kedatangan serangga, maka kita tempatkan umpan di dalam perangkap tersebut. Umpan ditempatkan di dalam kaleng. Umpan yanf dibuat sedemikian rupa sehingga masih bisa mengundang serangga untuk datang (mengunjunginya). (Jumar, 2000 :  222).



D.    Alat dan Bahan
      
1.      Botol film
2.      Gelas pop ice
3.      Atap
4.      Pancang
5.      Formalin 4 %
6.      Alkohol 40 %
7.      Air sabun
8.      Soft drink


E.     Cara Kerja
1.      Gali lobang pada tanah sedalam 5 – 10 cm (permukaan bibir gelas tertutup tanah).
2.         Jarak antar perangkap 1 m.
3.         Masukkan wadah perangkap kedalam lobang tersebut dan gunakan 3 umpan yaitu larutan formalin 4 %, alkohol 40 %, air sabun dan soft drink.
4.         Beri atap atau pelindung agar air dan sampah tidak masuk.
5.         Biarkan selama 12 jam.
6.         Ambil semua jenis serangga yang tertangkap.
7.         Simpan dan masukkan dalam botol film.










F.      Hasil Pengamatan

1.      Jam 06.00 Pagi ( 14 mei 2011 )

No
Jenis umpan
Suhu
Suhu tanah
Suhu kering
Suhu basah
1
Alkohol
26oC
27oC
27
23
2
Air sabun
25oC
26oC
26
24
3
Air sabun
25OC
26OC
26
22
4
Air sabun
26oC
27oC
27
23
5
Sprite
26oC
27oC
25
23
6
Sprite
25oC
27oC
26
24
7
Alkohol
26oC
26oC
26
25
8
Sprite
25oC
26oC
25
23
9
Alkohol
26oC
26oC
27
23


2.      Jam 18.00 ( 14 Mei 2011 )
                
No
Jenis umpan
suhu
Suhu tanah
Suhu kering
Suhu basah
Hewan yang di  dapat
1
Alkohol 
25oC
26oC
26
25
Jangkrik(5), semut hitam(2)
2
Air sabun
26oC
27oC
27
24
Laba-laba(2), semut hitam(3), jangkrik(1)
3
Air sabun
26OC
26OC
26
25
Semut hitam (5), laba - laba(2)
4
Air sabun
25oC
27oC
27
25
Julus(1), semut merah(3)
5
Sprite
25oC
26oC
26
24
Laba-laba(2), semut hitam (3) julus (1)
6
Sprite
26oC
27oC
26
25
Jangkrik(5)
7
Alkohol
26oC
27oC
27
24
Semut hitam(3), semut merah(1), jangkrik (3)
8
Sprite
25oC
27oC
26
25
Laba - laba(2), julus (1), lalat(2)
9
Alkohol
26oC
27oC
26
25
Semut hitam (3), jangkrik (5), laba - laba(4), semut merah (4)
























G.    Pembahasan

Pada pengukuran awal jam 6 pagi, suhu diantara suhu udara dengan suhu tanah terlihat bahwa bahwa suhu tanah lebih tinggi dari suhu udara. Hal ini disebabkan oleh pusat panas bumi terdapat di bawah tanah (pusat bumi). Dan begitupun suhu kering lebih tinggi dari suhu basah. Dan pada pengamatan pit fall trap ini menggunakan 3 jenis umpan yaitu alkoho, air sabun, dan soft drink.

Dan saat pengukuran suhu udara dan suhu tanah pada jam 6 sore juga terlihat bahwa suhu tanah lebih tinggi dari suhu udara begitupun dengan suhu kering lebih tinggi dari suhu basah. Sedangkan jenis hewan yang tertangkap pada pengamatan pit fall trap ini ada 6 jenis yaitu : jangkrik, semut hitam, laba – laba, julus, lalat dan semut merah. Jumlah paling banyak tertangkap pada umpan alkohol yaitu 31 ekor hewan terdiri dari  13 ekor jangkrik, 8 ekor semut hitam, 5 ekor semut merah, 4 ekor  laba – laba.

Sedangkan umpan yang paling sedikit menangkap hewan yaitu sprite terdapat 16 ekor hewan yang tertangkap terdiri dari 4 ekor laba – laba, 3 ekor  semut hitam, 2 ekor julus, 5 ekor  jangkrik, dan 2 ekor  lalat. Dari 2 umpan ini terlihat bahwa hewan lebih banyak masuk kedalam perangkap yang berisi alcohol disbanding umpan dengan sprite. Hal ini bisa disebabkan hewan lebih cendrung masuk ke perangkap yang tidak berbau dan bewarna bening seperti air biasa.

            Dan hewan yang paling banyak tertangkap adalah jangkrik 19 ekor dan yang paling sedikit tetangkap adalah lalat hanya 2 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa di lokasi terdapat banyak jangkrik dan jumlah lalat paling sedikit. Maka dari data pada hasil pengamatan dapat ditentukan indeks margalef dan indeks Shannon serta indeks Diversitas.



Untuk indeks margalef (indeks kekayaan jenis )

RI = Jenis yang ada (S) – 1


 
      Ln total jumlah individu

    = 6 – 1
       Ln 62
    = 1, 211

Sedangkan untuk indeks Shannon
H’ = - E Pi ln Pi      
     = - E Ni/N ln ni/N
     = - (19/ 62 ln 19/62 + 18 / 62 ln 18/62 + 12/62 ln 12/62 + 8/62 ln 8/62 + 3/62   ln 3/62 + 2/62 ln 2/62)

      = - (-0,36243 + (-0,35906) + (-0,31785) + (- 0,26421) + (- 0,14654) + (- 0,11077)
      = - (- 1,56086)

Indeks Shannon = 1,56086

Dan untuk indeks Diversitas
E = H’/ ln S
   = 1,56086 / ln 6
   = 1, 56086 / 1,79175
   = 0,87113

Berdasarkan hasil indeks diversitas terlihat bahwa keragaman spesies insekta rendah, hal ini terbukti dari hasil nilai indeks Diversitas yang kurang dari 1.

H.    Kesimpulan

1.    Perangkap jebak Pit fall trap berguna untuk menangkap serangga dalam keadaan mati.
2.   Ada 3 jenis umpan yang digunakan yaitu alkohol, air sabun dan soft drink.
3.   Umpan yang paling banyak menangkap serangga adalah alohol dan sprite umpan yang paling sedikit menangkap serangga.
4.   Terdapat 6 jenis serangga yang terperangkap yaitu jangkrik, semut hitam, laba – laba, julus, lalat dan semut merah.
5.   Hewan yang paling banyak di dapatkan adalah jangkrik
6.   Indeks margalef dicari dengan rumus  

RI = Jenis yang ada (S) – 1
                       
      Ln total jumlah individu
7.   Indeks Shannon  dicari dengan rumus
     H’ = - E Pi ln Pi      
          = - E Ni/N ln ni/N
8.   Indeks Diversitas dicari dengan rumus
E = H’/ ln S         
9.      Nilai indeks keragaman spesies pada pit fall trap  rendah








DAFTAR PUSTAKA

Aninimous. 2010. http://rykibio/laporan-metod-lapangan046.html di unduh tanggal 12 mei 2011.
Jumar, 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta : Rineka cipta.
Michael, P. 2005. Ekologi Hewan. Jakarta: Ganesha.
Said, Nurdin Muhammad. 2006. Ekologi. Padang : Universitas Andalas Press.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar