Senin, 06 Februari 2012

NEMATODA USUS


Nematoda Usus


Diantara cacing nematoda yang terdapat di usus adalah Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Ancylostoma dduodenale ,Trichiurus trichiura, Strongyloides stercoralis,Oxyuris vermicularis, Trichinella spiralis,dan  Trychostrongylus sp.

Morfologi dan siklus hidup

a.       Ascaris lumbricoides ( cacing gelang )

Nama Penyakit
Askariasis
Hospes
Manusia
Distribusi geografik
Kosmopolit
Morfologi Cacing Dewasa
  • Bentuk silindris
  • Kepala & ekor lancip
  • Kutikula bergaris-garis melintang
  • Mulut mempunyai 3 buah bibir, 1 dorsal-2 papil peraba, 2 ventrolateral 1 papil peraba
  • ♂ : panjang 15-31 cm, diameter 2-4 mm,ekor melingkar, memiliki 2 spikula
  • ♀ : panjang 22-35cm, diameter 3-6mm,ekor lurus, pada 1/3 bagian anterior memiliki cincin kopulasi, uterus 2/3 posterior

Telur
  • cacing betina mengandung ±27 juta telur dan mampu bertelur ±200.000 butir tiap harinya.
  • Berdasarkan jumlah lapisannya, terdapat 2 jenis telur:
    • Telur corticated : memiliki 3 lapisan, dari luar ke dalam :albumin,hyaline, vitteline
    • Telur decorticated : memiliki 2 lapisan, karena lapisan albumin terlepas
  • Telur fertile : ukuran ±60x45 mikron,oval,dinding tebal, corticated atau decorticated ,berisi embrio
  • Telur infertile : ukuran ±90x40 mikron, bentuk bulat lonjong atau tidak teratur, corticated atau decorticated, dalamnya bergranula
  • Telur fertile berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu 3 minggu
  • Telur berkembang baik pada tanah liat, kelembaban tinggi, dan suhu antara 250-300


Larva
  • Larva bentuk infektif menetas di usus halus
  • Larva memasuki siklus paru sebelum menetap di usus halus
Patologi Klinis
  • Larva dapat menyebabkan sindrom Loeffler , bronkopneumonia
  • Cacing dewasa menyebabkan gangguan ringan seperti mual, nafsu makan berkurang, diare atau konstipasi
  • Pada infeksi berat, terutama pada anak-anak dapat terjadi malabsorbsi
  • Cacing dewasa dapat menyebabkan ileus obstruktif
  • Infeksi ektopik ( infeksi di tempat tidak biasa, seperti apendiks,peritoneum,saluran empedu,trakea)
Diagnosis
  • Ada telur dalam tinja
  • Cacing dewasa keluar dari mulut, hidung, atau tinja
Terapi
  • Piperazin sitrat,pirantel pamoat,mebendazol, dan albendazol


siklus hidup Ascaris lumricoides

Pada tinja penderita askariasis yang membuang air tidak pada tempatnya dapat mengandung telur askariasis yang telah dubuahi. Telur ini akan matang dalam waktu 21 hari. bila terdapat orang lain yang memegang tanah yang telah tercemar telur Ascaris dan tidak mencuci tangannya, kemudian tanpa sengaja makan dan menelan telur Ascaris. Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan telur akan menjadi larva pada usus. Larva akan menembus usus dan masuk ke pembuluh darah. Ia akan beredar mengikuti sistem peredaran, yakni hati, jantung dan kemudian di paru-paru. Pada paru-paru, cacing akan merusak alveolus, masuk kebronkiolus, bronkus, trakea, kemudian di laring. Ia akan tertelan kembali masuk ke saluran cerna. Setibanya di usus, larva akan menjadi cacing dewasa. Cacing akan menetap di usus dan kemudian berkopulasi dan bertelur. Telur ini pada akhirnya akan keluar kembali bersama tinja. Siklus pun akan terulang kembali bila penderita baru ini membuang tinjanya tidak pada tempatnya.
Gejala klinis Askariasis

Perjalanan larva melalui hati dan paru-paru biasanya tidak menimbulkan gejala,tetapi dalam jumlah besar dapat menimbulkan gejala pneuminitis. Ketika larva menembus jaringan paru masuk ke alveoli, dapat terjadi kerusakan pada epitel bronkhial. Dengan terjadi reinfeksi dan migrasi dapat menimbulkan obstruksi usus, masuk ke dalam saluran empedu, saluran pankreas, hati, rongga peritonium atau tempat-tempat kecil lain. Larva dalam jumlah sedikitpun dapat menimbulkan reaksi yang hebat. Reaksi jaringan dapat terjadi di sekitar larva dalam hati, paru-paru, disertai infiltrasi eosinofil, makrofag, dan sel epiteloid. Keadaan ini disebut sebagai pnemonitis ascaris yang disertai reaksi alergi seperti dispnea, batuk kering atau batuk produktif, mengi atau bronkhi kasar, demam 39,9 - 40,0°C, dan eosinofilia yang bersifat sementara. Foto torax menunjukkan ilfiltrat yang menghilang dalam tiga minggu. Keadaan ini disebut sindroma Loeffler.
 Atau secara sederhana dapat dibedakan menjadi  :
Gejala infestasi cacing yang masih ringan dapat berupa :
  • Ditemukannya cacing dalam tinja
  • Batuk mengeluarkan cacing
  • Kurang napsu makan
  • Demam
  • Bunyi mengik saat bernapas (wheezing)
Sedangkan gejala infestasi cacing yang berat antara lain adalah :
  • Muntah
  • Napas pendek
  • Perut buncit
  • Nyeri perut
  • Usus tersumbat
  • Saluran empedu tersumbat
Pencegahan
  1. Pengobatan masal 6 bulan sekali di daerah endemik atau di daerah yang rawan askariasis.
  2. Penyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik, hygiene keluarga dan hygiene pribadi seperti:
    1. Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman.
    2. Sebelum melakukan persiapan makanan dan hendak makan, tangan dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan sabun.
    3. Sayuran segar (mentah) yang akan dimakan sebagai lalapan, harus dicuci bersih dan disiram lagi dengan air hangat karena telur cacing Ascaris dapat hidup dalam tanah selama bertahun-tahun.
    4. Buang air besar di jamban, tidak di kali atau di kebun.

Bila pasien menderita beberapa spesies cacing, askariasis harus diterapi lebih dahulu dengan pirantel pamoat.
Pengobatan
Sesuai petunjuk dokter dan obat – obatan yang biasa digunakan seperti  mebendazolo, albendazol, levamizol, piperazine, pirantel.

b.      Necator americanus dan Ancylostoma duodenale ( cacing tambang )


Nama penyakit
Ankilostomiasis dan nekatoriasis
Hospes
Manusia
Distribusi geografik
Kosmopolit
Morfologi cacing dewasa
Ancylostoma duodenale
  • Bentuk menyerupai huruf C
  • Dimulutnya terdapat 2 pasang gigi ventral, 1 pasang gigi dorsal semilunar
  • ♂ : panjang 1,0-1,3 cm, diameter ±0,6  mm,memiliki bursa kopulatriks, 2 buah spikula yang sejajar
  • ♀ : panjang 0,8-1,1 cm, diameter ±0,45 mm,ekor runcing
  • Warna putih kecoklatan atau agak merah muda

Necator americanus
  • Bentuk menyerupai huruf S
  • Dimulutnya terdapat 2 pasang gigi semilunar (ventral dan dorsal) , terdapat benda kitin
  • ♂ : panjang 1,0-1,3 cm, diameter ±0,6  mm,memiliki bursa kopulatriks, 2 buah spikula yang menyatu
  • ♀ : panjang 0,8-1,1 cm, diameter ±0,45 mm,ekor runcing
  • Warna putih kecoklatan atau agak merah muda

Telur
  • Necator amricanus bertelur 9000 butir per hari
  • Ancylostoma duodenale bertelur 10000 buitr per hari
  • Ukuran ±70x 45 mikron
  • bulat lonjong
  • dinding tipis
  • kedua kutub mendatar
  • didalamnya terdapat 2-8 sel
  • Telur berkembang baik pada tanah gembur (pasir,humus) dengan suhu optimum untuk N. americanus 280-320, sedangkan untuk A.duodenale lebih rendah (230-250).
  • Telur menetas dalam waktu 1-1,5 hari
Larva
  • Telur menetas menjadi larva rabditiform
  • Dalam waktu 3 hari larva rabditiform tumbuh menjadi larva filariform
  • Larva rabditiform panjangnya ±250 mikron, rongga mulut panjang dan sempit, esophagus dengan 2 bulbus dan menempati 1/3 panjang badan bagian anterior.
  • Larva filariform panjangnya ±500 mikron, ruang mulut tertutup, esophagus menempati 1/ 4 panjang badan anterior.
  • Larva flariform merupakan bentuk yang infektif, dapat hidup 7-8 minggu di tanah, dan masuk  ke tubuh manusia melalui kulit
  • Larva memiliki siklus paru
Patologi Klinis
  • Stadium larva : “ground itch”  berupa bintik merah dan gatal, pada siklus paru dapat menyebabkan pneumonia
  • Stadium dewasa : anemia hipokrom mikrositer dan eosinofilia
Diagnosis
Telur dan larva dan tinja
Terapi
Mebendazol, pirantel pamoat, dan tetramisol



siklus hidup cacing tambang



Gejala klinis Ankilostomiasis dan nekatoriasis

1. Stadium larva
Bila banyak filariform sekaligus menembus kulit, maka terjadi perubahan kulit yang disebut ground itch, dan kelainan pada paru biasanya ringan.

2. Stadium dewasa
Gejala tergantung pada:
a. Spesies dan jumlah cacing
b. Keadaan gizi penderita

Gejala klinik yang timbul bervariasi bergantung pada beratnya infeksi, gejala yang sering muncul adalah lemah, lesu, pucat, sesak bila bekerja berat, tidak enak perut, perut buncit, anemia, dan malnutrisi. Tiap cacing Necator americanus menyebabkan kehilangan darah sebanyak 0,005 – 0,1 cc sehari, sedangkan A. duodenale 0,08 – 0,34 cc. biasanya terjadi anemia hipokrom mikrositer. Disamping itu juga terdapat eosinofilia. Anemia karena Ancylostoma duodenale dan Necator americanus biasanya berat. Hemoglobin biasanya dibawah 10 (sepuluh) gram per 100 (seratus) cc darah jumlah erythrocyte dibawah 1.000.000 (satu juta)/mm3. Jenis anemianya adalah anemia hypochromic microcyic. Bukti adanya toksin yang menyebabkan anemia belum ada biasanya tidak menyebabkan kematian, tetapi daya tahan berkurang dan prestasi kerja menurun. Menurut Noerhajati, sejumlah penderita penyakit cacing tambang yang dirawat di Yogyakarta mempunyai kadar hemoglobin yang semakin rendah bilamana penyakit semakin berat. Golongan ringan, sedang, berat dan sangat berat mempunyai kadar Hb rata-rata berturut-turut 11,3 g%, 8,8 g%, 4,8% g% dan 2,6 g%.

Pencegahan



Pengobatan

Prioritas utama adalah memperbaiki anemia dengan cara memberikan tambahan zat besi per-oral atau suntikan zat besi. Pada kasus yang berat mungkin perlu dilakukan transfusi darah. Jika kondisi penderita stabil, diberikan obat pirantel pamoat atau mebendazol selama 1-3 hari untuk membunuh cacing tambang. Obat ini tidak boleh diberikan kepada wanita hamil karena bisa membahayakan janin yang dikandungnya.










c.       Trichiurus trichiura ( cacing cambuk )

Nama penyakit
Trikuriasis
Hospes
Manusia
Distribusi geografik
Kosmopolit, terutama di daerah panas dan lembab
Morfologi cacing dewasa
  • Bentuk menyerupai cambuk dan gagangnya
  • ♂ : panjang ± 4cm, 3/5 bagian anterior halus sperti cambuk,2/5 bagian  posterior gemuk,bagian ekor melingkar dengan sebuah spikulum
  • ♀ : panjang ±5cm, 3/5 bagian anterior halus seperti cambuk, 2/5 bagian  posterior gemuk, ekor lurus berujung tumpul


Telur
  • Betina  bertelur 3000-10.000 buitr per hari
  • Ukuran 50-54x 32 mikron
  • Berbentuk seperti tempayan dengan kedua ujung (operculum) menonjol
  • dinding tebal
  • kulit telur bagian luar berwarna kekuningan, dan bagian dalam jernih
  • Telur berkembang baik pada tanah liat,tempat lembabdan teduh dengan suhu optimum kira-kira 300
  • Telur matang dalam waktu 3-6 minggu
Larva
Tidak memiliki siklus paru, langsung masuk ke daerah kolon
Patologi Klinis
  • Infeksi ringan tidak menyebabkan gejala klinis yang khas
  • Infeksi berat dan menahun menyebabkan disentri, prolapsus rekti, apendisitis, anemia berat, akit perut,mual, dan muntah
Diagnosis
Telur dalam tinja
Terapi
Mebendazol, oksantel pamoat







siklus hidup T.trichiura


 
Gejala klinis Trikuriasis

Cacing Trichuris pada manusia terutama hidup di sekum, akan tetapi dapat juga ditemukan di kolon asendens. Pada infeksi berat terutama pada anak, cacing ini tersebar di seluruh kolon dan rektum. Kadang-kadang terlihat di mukrosa rektum yang mengalami prolapsus akibat mengejannya penderita pada waktu defekasi. Cacing ini memasukan kepalanya ke dalam mukosa usus, hingga terjadi tyrauma yang menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa usus. Pada tempat perlekatannya terjadi pendarahan. Di samping ini ternyata cacing ini menghisap darah hospesnya, sehingga dapat menyebabkan anemia.
 Penderita terutama anak dengan infeksi Trichuris yang berat dan menahun, menunjukan gajala-gejala nyata seperti diare yang sering diselingi dengan sindrom disehuris yang berat dan menahun, menunjukan gajala-gejala nyata seperti diare yang sering diselingi dengan sindrom disentri, anemia, berat badan turun dan kadang-kadang disertai prolapsus rektum. Infeksi berat Trichuris trichiura sering disertai dengan infeksi cacing lainnya atau protozoa. Infeksi ringan biasanya tidak memberikan gejala klinis jelas atau sma sekali tanpa gejala, parasit ini ditemukan pada tinja secara rutin.






























DAFTAR PUSTAKA







Tidak ada komentar:

Posting Komentar