Nematoda Usus
Diantara cacing nematoda yang terdapat di usus adalah Ascaris lumbricoides, Necator americanus, Ancylostoma dduodenale ,Trichiurus trichiura, Strongyloides stercoralis,Oxyuris vermicularis, Trichinella spiralis,dan Trychostrongylus sp.
Morfologi dan siklus hidup
a. Ascaris lumbricoides ( cacing gelang )
Nama Penyakit | Askariasis |
Hospes | Manusia |
Distribusi geografik | Kosmopolit |
Morfologi Cacing Dewasa |
|
Telur |
|
Larva |
|
Patologi Klinis |
|
Diagnosis |
|
Terapi |
siklus hidup Ascaris lumricoides
Pada tinja penderita askariasis yang membuang air tidak pada tempatnya dapat mengandung telur askariasis yang telah dubuahi. Telur ini akan matang dalam waktu 21 hari. bila terdapat orang lain yang memegang tanah yang telah tercemar telur Ascaris dan tidak mencuci tangannya, kemudian tanpa sengaja makan dan menelan telur Ascaris. Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan telur akan menjadi larva pada usus. Larva akan menembus usus dan masuk ke pembuluh darah. Ia akan beredar mengikuti sistem peredaran, yakni hati, jantung dan kemudian di paru-paru. Pada paru-paru, cacing akan merusak alveolus, masuk kebronkiolus, bronkus, trakea, kemudian di laring. Ia akan tertelan kembali masuk ke saluran cerna. Setibanya di usus, larva akan menjadi cacing dewasa. Cacing akan menetap di usus dan kemudian berkopulasi dan bertelur. Telur ini pada akhirnya akan keluar kembali bersama tinja. Siklus pun akan terulang kembali bila penderita baru ini membuang tinjanya tidak pada tempatnya.
Gejala klinis Askariasis
Perjalanan larva melalui hati dan paru-paru biasanya tidak menimbulkan gejala,tetapi dalam jumlah besar dapat menimbulkan gejala pneuminitis. Ketika larva menembus jaringan paru masuk ke alveoli, dapat terjadi kerusakan pada epitel bronkhial. Dengan terjadi reinfeksi dan migrasi dapat menimbulkan obstruksi usus, masuk ke dalam saluran empedu, saluran pankreas, hati, rongga peritonium atau tempat-tempat kecil lain. Larva dalam jumlah sedikitpun dapat menimbulkan reaksi yang hebat. Reaksi jaringan dapat terjadi di sekitar larva dalam hati, paru-paru, disertai infiltrasi eosinofil, makrofag, dan sel epiteloid. Keadaan ini disebut sebagai pnemonitis ascaris yang disertai reaksi alergi seperti dispnea, batuk kering atau batuk produktif, mengi atau bronkhi kasar, demam 39,9 - 40,0°C, dan eosinofilia yang bersifat sementara. Foto torax menunjukkan ilfiltrat yang menghilang dalam tiga minggu. Keadaan ini disebut sindroma Loeffler.
Atau secara sederhana dapat dibedakan menjadi :
Gejala infestasi cacing yang masih ringan dapat berupa :- Ditemukannya cacing dalam tinja
- Batuk mengeluarkan cacing
- Kurang napsu makan
- Demam
- Bunyi mengik saat bernapas (wheezing)
- Muntah
- Napas pendek
- Perut buncit
- Nyeri perut
- Usus tersumbat
- Saluran empedu tersumbat
Pencegahan
- Pengobatan masal 6 bulan sekali di daerah endemik atau di daerah yang rawan askariasis.
- Penyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik, hygiene keluarga dan hygiene pribadi seperti:
- Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman.
- Sebelum melakukan persiapan makanan dan hendak makan, tangan dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan sabun.
- Sayuran segar (mentah) yang akan dimakan sebagai lalapan, harus dicuci bersih dan disiram lagi dengan air hangat karena telur cacing Ascaris dapat hidup dalam tanah selama bertahun-tahun.
- Buang air besar di jamban, tidak di kali atau di kebun.
Bila pasien menderita beberapa spesies cacing, askariasis harus diterapi lebih dahulu dengan pirantel pamoat.
Pengobatan
Sesuai petunjuk dokter dan obat – obatan yang biasa digunakan seperti mebendazolo, albendazol, levamizol, piperazine, pirantel.
b. Necator americanus dan Ancylostoma duodenale ( cacing tambang )
Nama penyakit | Ankilostomiasis dan nekatoriasis |
Hospes | Manusia |
Distribusi geografik | Kosmopolit |
Morfologi cacing dewasa | Ancylostoma duodenale
Necator americanus
|
Telur |
|
Larva |
|
Patologi Klinis |
|
Diagnosis | Telur dan larva dan tinja |
Terapi | Mebendazol, pirantel pamoat, dan tetramisol |
siklus hidup cacing tambang
Gejala klinis Ankilostomiasis dan nekatoriasis
1. Stadium larva
Bila banyak filariform sekaligus menembus kulit, maka terjadi perubahan kulit yang disebut ground itch, dan kelainan pada paru biasanya ringan.
Bila banyak filariform sekaligus menembus kulit, maka terjadi perubahan kulit yang disebut ground itch, dan kelainan pada paru biasanya ringan.
2. Stadium dewasa
Gejala tergantung pada:
a. Spesies dan jumlah cacing
b. Keadaan gizi penderita
Gejala klinik yang timbul bervariasi bergantung pada beratnya infeksi, gejala yang sering muncul adalah lemah, lesu, pucat, sesak bila bekerja berat, tidak enak perut, perut buncit, anemia, dan malnutrisi. Tiap cacing Necator americanus menyebabkan kehilangan darah sebanyak 0,005 – 0,1 cc sehari, sedangkan A. duodenale 0,08 – 0,34 cc. biasanya terjadi anemia hipokrom mikrositer. Disamping itu juga terdapat eosinofilia. Anemia karena Ancylostoma duodenale dan Necator americanus biasanya berat. Hemoglobin biasanya dibawah 10 (sepuluh) gram per 100 (seratus) cc darah jumlah erythrocyte dibawah 1.000.000 (satu juta)/mm3. Jenis anemianya adalah anemia hypochromic microcyic. Bukti adanya toksin yang menyebabkan anemia belum ada biasanya tidak menyebabkan kematian, tetapi daya tahan berkurang dan prestasi kerja menurun. Menurut Noerhajati, sejumlah penderita penyakit cacing tambang yang dirawat di Yogyakarta mempunyai kadar hemoglobin yang semakin rendah bilamana penyakit semakin berat. Golongan ringan, sedang, berat dan sangat berat mempunyai kadar Hb rata-rata berturut-turut 11,3 g%, 8,8 g%, 4,8% g% dan 2,6 g%.
Pencegahan
Pengobatan
Prioritas utama adalah memperbaiki anemia dengan cara memberikan tambahan zat besi per-oral atau suntikan zat besi. Pada kasus yang berat mungkin perlu dilakukan transfusi darah. Jika kondisi penderita stabil, diberikan obat pirantel pamoat atau mebendazol selama 1-3 hari untuk membunuh cacing tambang. Obat ini tidak boleh diberikan kepada wanita hamil karena bisa membahayakan janin yang dikandungnya.
c. Trichiurus trichiura ( cacing cambuk )
Nama penyakit | Trikuriasis |
Hospes | Manusia |
Distribusi geografik | Kosmopolit, terutama di daerah panas dan lembab |
Morfologi cacing dewasa |
|
Telur |
|
Larva | Tidak memiliki siklus paru, langsung masuk ke daerah kolon |
Patologi Klinis |
|
Diagnosis | Telur dalam tinja |
Terapi | Mebendazol, oksantel pamoat |
| |
siklus hidup T.trichiura
Gejala klinis Trikuriasis
Cacing Trichuris pada manusia terutama hidup di sekum, akan tetapi dapat juga ditemukan di kolon asendens. Pada infeksi berat terutama pada anak, cacing ini tersebar di seluruh kolon dan rektum. Kadang-kadang terlihat di mukrosa rektum yang mengalami prolapsus akibat mengejannya penderita pada waktu defekasi. Cacing ini memasukan kepalanya ke dalam mukosa usus, hingga terjadi tyrauma yang menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa usus. Pada tempat perlekatannya terjadi pendarahan. Di samping ini ternyata cacing ini menghisap darah hospesnya, sehingga dapat menyebabkan anemia.
Penderita terutama anak dengan infeksi Trichuris yang berat dan menahun, menunjukan gajala-gejala nyata seperti diare yang sering diselingi dengan sindrom disehuris yang berat dan menahun, menunjukan gajala-gejala nyata seperti diare yang sering diselingi dengan sindrom disentri, anemia, berat badan turun dan kadang-kadang disertai prolapsus rektum. Infeksi berat Trichuris trichiura sering disertai dengan infeksi cacing lainnya atau protozoa. Infeksi ringan biasanya tidak memberikan gejala klinis jelas atau sma sekali tanpa gejala, parasit ini ditemukan pada tinja secara rutin.
Penderita terutama anak dengan infeksi Trichuris yang berat dan menahun, menunjukan gajala-gejala nyata seperti diare yang sering diselingi dengan sindrom disehuris yang berat dan menahun, menunjukan gajala-gejala nyata seperti diare yang sering diselingi dengan sindrom disentri, anemia, berat badan turun dan kadang-kadang disertai prolapsus rektum. Infeksi berat Trichuris trichiura sering disertai dengan infeksi cacing lainnya atau protozoa. Infeksi ringan biasanya tidak memberikan gejala klinis jelas atau sma sekali tanpa gejala, parasit ini ditemukan pada tinja secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar